Ganbatte kudasai,,!!

Ganbatte kudasai,,!!
Belajar,,Belajar,,

Ahlan Wasahlan..


“Ambillah hikmah dari siapa saja, sebab hikmah itu kadang-kadang diucapkan oleh seseorang yang bukan ahli hikmah. Bukankah ada lemparan yang mengenai sasaran tanpa disengaja?” (HR. Al-Askari dari Anas ra dalam kitab Kashful Khafa’ Jilid II, h.62)

Jumat, 10 Februari 2012

Saat Dia Berpaling (3)



"Kenapa, Ra?"

Suara di ponsel saya terdengar semakin terisak.

"Ternyata suamiku masih berhubungan dengan perempuan itu, Vy...."

"Astaghfirullah...,sejauh apa, Ra? Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Aku membaca sms2 yang belum sempat dihapusnya...," suara Ra tercekat di kerongkongan. "Dia masih memanggil suamiku dengan sapa cinta...."

Aku menarik napas panjang. "Bagaimana balasan suamimu?"

"Aku lihat di bagian sent. Suamiku menjawab biasa saja...tapi memberikan atensi yang besar...," tangis Ra makin keras. "Aku takut kehilangan suamiku, Vy...."

Aku ikut tersayat. Apa yang ada di otak dan hati perempuan itu? Ra orang baik, suami Ra orang baik, mereka keluarga yang bahagia dan kini....

"Perempuan itu bilang dia sakit...,dia juga bertanya soal no hp yang dia curigai sudah aku ketahui...," tutur Ra lagi...

"Lalu bagaimana dengan respon suamimu?"

"suamiku udah nggak ngomong pakai cinta-cinta-an, tapi dia bilang nomor lama itu dihangusin saja..., dia meminta perempuan itu ganti nomor. Dia bilang dia akan belikan ponsel-nya! Membelikan ponsel, Vy!" Suara Ra tergugu. "Aku pusing, Vy...untuk pertama kalinya dalam hidupku, tiba-tiba aku ingin mati...."

"Ra...,sabar ya, Ra...sabar. Kamu lebih mendekatkan diri lagi saja pada Allah. Dia Yang Maha Menggenggam Hati. Minta sungguh-sungguh agar suamimu sadar...dan...."

"Apa, Vy?"

"Bicara dengan suamimu dan perempuan itu baik-baik...."

"Haruskah? Tidakkah ia bisa membacaku?"

"Bukankah selama ini ia telah keliru membacamu? Suamimu bahkan tak menyadari kamu tahu sejauh ini. Bicara, Ra. Tanya mereka mau apa? Lalu kalau mereka tetap ingin meneruskan hubungan mereka, apa yang akan kamu lakukan, Ra?"

Suara di seberang telpon terdiam lama....

"Ra...?"

"Kalau memang dia lebih membutuhkan perempuan itu, aku akan mundur. Aku akan minta berpisah, Vy. Rasanya aku tak kuat menanggung semua ini. Mana anakku sedang sakit...."

Airmataku menetes....

"Ra?"

"Aku...,pedih sekali...Vy...lukanya sangat menganga....," Suara Ra nyaris tak terdengar ....

Ah, Ra, kamu entah perempuan ke berapa yang akhirnya harus mengalami ini.... Dan perempuan itu? Hati macam apa yang ia miliki? Tidakkah ia bisa mencari pria lain, tak lagi menggangu suami orang...dan menjaga jarak selamanya? Dan suami Ra..., tidakkah terbuka hatinya untuk mengoreksi diri? Kalau ada hal yang dia inginkan dari Ra dan belum ia temukan dalam diri istrinya itu, tidakkah ia bisa menyampaikannya? Ra siap berubah sesuai apa yang diinginkan suaminya, begitu tekad Ra. Bukankah mereka bisa bicara? Apa yang menghalangi itu?

"Ra...." hanya isakan yang tak berhenti.

Telpon terputus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alhamdulillah ada yang menasihati,,,